SIARAN PERS
SINERGI BUDAYA SUNDA DI MASA DEPAN
Siaran Pers
Eksistensi Budaya
Sunda di Era Globalisasi
BANDUNG--Era
globalisasi dan modernisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh
negara-negara di dunia dalam berbagai aspek kehidupan. Budaya lokal merupakan
nilai-nilai budaya yang berasal dari daerah, juga dibuat oleh masyarakat
melalui proses turun-temurun dari generasi ke generasi seterusnya sebagai
warisan yang nantinya terus dibudidaya oleh masyarakat daerah itu sendiri.
Namun, adanya arus modernisasi dan globalisasi hingga kedatangan budaya asing pastinya akan
memengaruhi eksistensi budaya lokal yang kita miliki sebelumnya, tidak
terkecuali budaya Sunda yang merupakan daerah saya sendiri yang ada di Jawa
Barat.
Globalisasi Budaya pada dasarnya
merupakan proses memperluas hasil karya suatu masyarakat ke luar wilayah
kedaulatannya dengan tujuan mempengaruhi kebudayaan yang berbeda. Budaya
tradisional adalah budaya hasil interaksi antar manusia yang berasal dari
daerah tradisional dan didasari oleh penciptaan budaya dan seni seperti
permainan anak jaman dahulu, kesenian tradisional dan seni music tradisional.
Melihat hal tersebut maka, pergeseran budaya bisa terjadi, akan tetapi juga
memungkinkan bagi kebudayaan lokal untuk melakukan pencampuran. Seperti tarian
tradisional sangat memungkinkan bercampur dengan balet dan Afro - Amerika
modern, itu yang disebut akulturasi budaya yang dihasilkan oleh Globalisasi
budaya. Masyarakat sunda yang mempunyai kebudayaan sendiri atau budaya lokal
sunda tentunya juga terkena dampak oleh budaya global itu sendiri, dampak dari
adanya budaya global yang masuk ke Indonesia telah berpengaruh terhadap budaya
sunda. Pengaruh tersebut menimbulkan dua hal yaitu pergeseran dan akulturasi
budaya.
Budaya dan pers berbahasa Sunda menghadapi tantangan
yang pelik karena semakin sedikit orang ataupun pihak yang mau melestarikannya
secara serius. Hal tersebut mengemuka
dalam Sawalamaya “Merumuskan Strategi Kebudayaan Sunda: Strategi Penthahelix
Digitalisasi Budaya” yang digelar Panitia Pra Kongres Sunda 2021 secara virtual, Jum’at, (19/11/2021) .
Sawalamaya yang dipandu Doni Purnama Alamsyah itu menghadirkan sejumlah
pembicara, di antaranya Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda
Unpad Ganjar Kurnia dan Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat.
“Jadi, membangun memelihara kebudayaan itu bukan beban.
Tapi investasi,” kata Ganjar Kurnia. Dengan
mengutip dari Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan. Di sebutkan bahwa negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Serta, kebudayaaan
adalah investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa. Oleh karena
itu, pentingnya melakukan perlindungan berupa digitalisasi,
inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi budaya
Sunda. Digitalisasi bermanfat untuk membangun karakter, meningkatkan ketahanan
budaya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pengaruh bangsa Indonesia.
“Maka, untuk para pemuda dan
pemudi di seluruh jawa barat, ayo selalu lestarikan budaya sunda dan jangan gengsi
dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya sunda” sambung Ganjar Kurnia.
Avrisa Aulia Anaba
Sekretaris BEM Fikom Universitas Budaya
0877654xxxx
Komentar
Posting Komentar